Rabu, 11 Januari 2017

Makalah “Industri yang Selaras dengan Lingkungan”



KATA PENGANTAR
       Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, dengan ini Saya panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada Saya, sehingga Saya dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Geografi Ekonomi dan Industri yang kami beri judul "Industri yang Selaras dengan Lingkungan".
       Adapun makalah ilmiah ini telah Saya usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan dari banyak pihak, sehingga dapat memperlancar proses pembuatan makalah ini. Oleh sebab itu, Saya juga ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu Saya dalam pembuatan makalah ini.
      Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah tentang "Industri yang Selaras dengan Lingkungan" ini dapat diambil manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca. Selain itu, kritik dan saran dari Anda Saya tunggu untuk perbaikan makalah ini nantinya.

Banjarmasin, 11 Januari 2017


Penyusun














DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................
   A. Latar Belakang....................................................................................................................
   B. Rumusan Masalah..............................................................................................................
   C. Tujuan Masalah...............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................
   A. Pengertian Industri............................................................................................................
   B. Jenis Industri berdasarkan tempat bahan baku....................................................................
   C. Golongan Industri berdasarkan besar kecilnya Modal........................................................
   D. Jenis Industri berdasarkan klasifikasi................................................................................
   E. Jenis Industri berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja...............................................................
   F.  Pembagian Industri berdasarkan Pemilihan Lokasi..........................................................
  G.  Jenis Industri berdasarkan Produktifitas Perorangan.......................................................
  H.  Faktor Penentuan Lokasi Industri.....................................................................................
  I. Teori Lokasi Industri.............................................................................................................
  J. Industri yang Selaras dengan Lingkungan..........................................................................
BAB III PENUTUP....................................................................................................................
  A. Kesimpulan..........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................











BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Industri merupakan unsur penunjang ekonomi, industri dapat meningkatkan pendapatan negara. Industri harus dilaksanakan dengan pertimbangan yang matang. Lokasi industri harus ditentukan agar selaras, penentuan lokasi industri dipengaruhi oleh beberapa faktor yang sangat sensitif. Sebuah industri harus selaras dengan lingkungan dengan memperhatikan pembangunan berkelanjutan.

B.     Rumusan Masalah
1)      Apa pengertian dari Industri?
2)      Apa faktor penentu yang berpengaruh terhadap lokasi industri?
3)      Bagaimana Industri yang selaras dengan Lingkungan?

C.     Tujuan Masalah
Untuk mengetahui pengertian dari industri
Untuk mengetahui faktor penentu yang berpengaruh terhadap lokasi industri
Untuk mengetahui bagaimana Industri yang selaras dengan Lingkungan
















BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Industri
     Industri berasal dari industria yang diartikan sebagai kegiatan ekonomi bagian dari proses produksi, yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku atau bahan baku menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.
     Dari sudut pandang geografi industri merupakan perpaduan-perpaduan subsistem fisis dengan subsistem manusia. Subsistem fisis yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan industri, yaitu meliputi komponen-komponen lahan, bahan mentah atau bahan baku, sumber-sumber energi dan iklim dengan segala proses ilmiahnya. Sedangkan subsistem manusianya meliputi komponen-komponen tenaga kerja, kemampuan tekhnologi, tradisi, keadaan politik, keadaan pemerintahan, transportasi dan komunikasi, konsumen, pasar dan sebagainya, sehingga menjadi barang yang bernilai bagi masyarakat.

  • Industri berasal dari bahasa latin yaitu industria yang artinya buruh(tenaga kerja) dan industrios yang artinya kerja keras.
  • Industri artinya bagian dari proses produksi dimana yidak mengambil langsung dari alam untuk dikonsumsi, tetapi bahan-bahan itu diolah lebih dahulu sehingga menjadi barang yang berguna bagi masyarakat.
  • Menurut Encyclopedia Americana, industri diartikan sekelompok kegiatan yang mengusahakan benda-benda ekonomi dan penggunaanya.
  • Industri dalam arti sempit ialah kegiatan industri yang hanya terbatas pada tipe kegiatan ekonomi sekunder yaitu segala macam usaha atau kegiatan yang sifatnya mengubah atau mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.
  • Industri dalam arti luas adalah suatu kegiatan dalam usahanya untuk meningkatkan produktifitas dalam kegiatan ekonomi.
  • Menurut UU RI No.5 Tahun 1984, industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, bahan setengah jadi atau barang jadi menjadi barang dengan nilai lebih atau barang jadi menjadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaanya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.
B.            Jenis / macam-macam industri berdasarkan tempat bahan baku
1. Industri ekstraktif
Industri ekstraktif adalah industri yang bahan baku diambil langsung dari alam sekitar.
- Contoh : pertanian, perkebunan, perhutanan, perikanan, peternakan, pertambangan, dan lain lain.
2. Industri nonekstaktif
Industri nonekstaktif adalah industri yang bahan baku didapat dari tempat lain selain alam sekitar.
3. Industri fasilitatif
Industri fasilitatif adalah industri yang produk utamanya adalah berbentuk jasa yang dijual kepada para konsumennya.
- Contoh : Asuransi, perbankan, transportasi, ekspedisi, dan lain sebagainya.

C.      Golongan / Macam Industri berdasarkan Besar Kecilnya Modal
1. Industri padat modal
adalah industri yang dibangun dengan modal yang jumlahnya besar untuk kegiatan operasional maupun pembangunannya
2. Industri padat karya
adalah industri yang lebih dititik beratkan pada sejumlah besar tenaga kerja atau pekerja dalam pembangunan serta pengoperasiannya.

D.      Jenis-jenis / Macam Industri berdasarkan Klasifikasi atau Penjenisannya
= berdasarkan SK Menteri Perindustrian No.19/M/I/1986 =
1. Industri kimia dasar
contohnya seperti industri semen, obat-obatan, kertas, pupuk, dsb
2. Industri mesin dan logam dasar
misalnya seperti industri pesawat terbang, kendaraan bermotor, tekstil, dll
3. Industri kecil
Contoh seperti industri roti, kompor minyak, makanan ringan, es, minyak goreng curah, dll
4. Aneka industri
misal seperti industri pakaian, industri makanan dan minuman, dan lain-lain.

E.       Jenis-jenis / Macam Industri berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja
1. Industri rumah tangga
Adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 1-4 orang.
2. Industri kecil
Adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 5-19 orang.
3. Industri sedang atau industri menengah
Adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 20-99 orang.
4. Industri besar
Adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 100 orang atau lebih.

F.       Pembagian / Penggolongan Industri berdasakan Pemilihan Lokasi
1)      Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada pasar (market oriented industry)
Adalah industri yang didirikan sesuai dengan lokasi potensi target konsumen. Industri jenis ini akan mendekati kantong-kantong di mana konsumen potensial berada. Semakin dekat ke pasar akan semakin menjadi lebih baik.
2)      Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada tenaga kerja / labor (man power oriented industry)
Adalah industri yang berada pada lokasi di pusat pemukiman penduduk karena bisanya jenis industri tersebut membutuhkan banyak pekerja / pegawai untuk lebih efektif dan efisien.
3)      Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada bahan baku (supply oriented industry)
Adalah jenis industri yang mendekati lokasi di mana bahan baku berada untuk memangkas atau memotong biaya transportasi yang besar.
G.    Macam-macam / Jenis Industri berdasarkan Produktifitas Perorangan
1. Industri primer
adalah industri yang barang-barang produksinya bukan hasil olahan langsung atau tanpa diolah terlebih dahulu
Contohnya adalah hasil produksi pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, dan sebagainya.
2. Industri sekunder
industri sekunder adalah industri yang bahan mentah diolah sehingga menghasilkan barang-barang untuk diolah kembali.
Misalnya adalah pemintalan benang sutra, komponen elektronik, dan sebagainya.
3. Industri tersier
Adalah industri yang produk atau barangnya berupa layanan jasa.
Contoh seperti telekomunikasi, transportasi, perawatan kesehatan, dan masih banyak lagi yang lainnya.
H.    Faktor Penentuan Lokasi Industri
Banyak faktor yang perlu dipertimbangkan dalam membangun industri di suatu lokasi. Beberapa ahli mengungkapkan beberapa faktor yang dipertimbangkan dalam penentuan lokasi industri. Salah satunya adalah menurut Robinson.

Menurut Robinson (1979) ada enam faktor yang berpengaruh dalam menentukan lokasi industri. Keenam factor tersebut sebagai berikut.

a. Bahan Baku atau Bahan Mentah

Bahan mentah merupakan faktor utama dalam mendirikan industri. Tahukah kamu alasannya? Jika di suatu lokasi industry tidak tersedia bahan mentah atau bahan baku, maka dengan terpaksa bahan mentah harus didatangkan dari daerah lain. Kamu tahu akibatnya? Tepat, hal ini akan menambah biaya produksi. Sampai sekarang bahan mentah tetap menjadi faktor penentu berdirinya suatu industri. Jika kamu tidak percaya, cobalah buka peta industri. Cermati dengan benar peta tersebut.

b. Pasar
Industri dibangun karena adanya tuntutan konsumen. Tujuan utama kegiatan industri memproduksi barang untuk dijual kepada konsumen. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa pasar atau konsumen merupakan bagian penting bagi berlangsungnya kegiatan industri. Jika konsumen yang membutuhkan banyak, berarti industri tersebut mempunyai pasar yang cukup luas. Banyak faktor yang memengaruhi luasnya daerah pemasaran pada suatu industri. Faktor-faktor tersebut antara lain kebutuhan masyarakat terhadap produk dan strategi pemasaran dari perusahaan.

c. Biaya Angkut
Biaya angkut sangat tergantung pada fasilitas transportasi. Oleh karena pendukung berdirinya lokasi industri sangat kompleks, seperti ketersediaan bahan mentah, tenaga kerja, dan sebagainya. Kita tahu bahwa tidak ada lokasi industri yang sangat ideal. Berarti, hampir tidak ada lokasi industri yang memenuhi semua yang dibutuhkan oleh industri.

Contoh suatu lokasi tersedia bahan mentah sangat melimpah tetapi tidak tersedia tenaga kerja atau kurangnya daerah pemasaran. Di sinilah fasilitas transportasi sangat berperan. Jika suatu daerah memiliki fasilitas transportasi yang memadai, maka pengiriman bahan mentah atau hasil industry juga lancar, sehingga biaya angkutan murah. Berbeda dengan daerah yang terisolasi. Kondisi topografi atau relief yang sulit dijangkau dan sarana transportasi tidak memadai mengakibatkan biaya angkutan mahal. Keadaan ini menyebabkan daerah tersebut kurang berkembang.


d. Tenaga Kerja

Ketersediaan tenaga kerja merupakan factor penting lain yang memengaruhi lokasi industri. Beberapa industri seperti industri tekstil membutuhkan banyak tenaga kerja dengan tingkat keahlian tidak terlalu tinggi. Industri tekstil cenderung memilih lokasi di dekat daerah yang berpenduduk padat di mana tersedia banyak tenaga kerja. Di bagian lain, ada industri yang membutuhkan tenaga kerja dengan keahlian khusus. Industri ini dibangun di lokasi di mana tenaga kerja yang tersedia mudah dilatih. Contoh industri yang membutuhkan tenaga kerja yang ahli adalah industri pembuatan perangkat lunak (software) komputer.


e. Modal

Banyak orang mengatakan bahwa tanpa modal, kegiatan industri tidak akan berjalan. Benarkah? Untuk menjawabnya, kita terlebih dahulu harus mengerti apa yang dimaksud dengan modal. Dalam pelajaran ekonomi, istilah modal sering kamu sebut. Apakah modal selalu identik dengan uang? Ternyata tidak. Modal adalah barang atau hasil produksi yang dapat digunakan untuk proses produksi selanjutnya. Berarti modal tidak harus berupa uang, tetapi dapat juga berbentuk barang. Misalnya mesin jahit, mesin pertanian, gedung, dan juga mesin-mesin berat.

Untuk membangun industri, modal dalam bentuk uang dibutuhkan untuk membeli material atau barang, mesin-mesin, dan peralatan lain. Pinjaman modal dapat diperoleh dari bank atau lembaga keuangan lain. Pemerintah dapat pula menyediakan modal untuk industri tertentu. Sering para investor lokal dan asing menyediakan modal untuk pembangunan industri.


f. Teknologi

Tidak disangkal lagi teknologi memegang peranan penting dalam dunia industri. Teknologi industry berkaitan dengan cara atau metode produksi yang diperbarui, seperti penggunaan mesin modern. Penggunaan teknologi di berbagai bidang industri akan menaikkan produktivitas.

I.       Teori Lokasi Industri

a.Theory of industrial location (teori lokasi industri) dari Alfred Weber
      Teori ini dimaksudkan untuk menentukan suatu lokasi industri dengan mempertimbangkan risiko biaya atau ongkos yang paling minimum, dengan asumsi sebagai berikut:

1) Wilayah yang akan dijadikan lokasi industri memiliki: topografi, iklim dan penduduknya relatif homogen.
2) Sumber daya atau bahan mentah yang dibutuhkan cukup memadai.
3) Upah tenaga kerja didasarkan pada ketentuan tertentu, seperti Upah Minimum Regional (UMR).
4) Hanya ada satu jenis alat transportasi.
5) Biaya angkut ditentukan berdasarkan beban dan jarak angkut.
6) Terdapat persaingan antarkegiatan industri.
7) Manusia yang ada di daerah tersebut masih berpikir rasional.

Persyaratan tersebut jika dipenuhi maka teori lokasi industri dari Alfred Weber dapat digunakan. Weber menggunakan tiga faktor (variabel penentu) dalam analisis teorinya, yaitu titik material, titik konsumsi, dan titik tenaga kerja. Ketiga titik (faktor) ini diukur dengan ekuivalensi ongkos transport. Berdasarkan asumsi tersebut di atas, penggunaan teori Weber tampak seperti pada gambar berikut ini :
(a)                     (b)                      (c)
Segitiga Weber dalam menentukan lokasi industri(Sumber: Ilmu Pengetahuan Populer, 2000)
Keterangan:
M = pasar
P  = lokasi biaya terendah.
R1, R2 = bahan baku
Gambar
(a) : apabila biaya angkut hanya didasarkan pada jarak.
(b) : apabila biaya angkut bahan baku lebih mahal dari pada hasil industri.
(c) : apabila biaya angkut bahan baku lebih murah dari pada hasil industri.

b.Teori lokasi industri optimal (Theory of optimal industrial location) dari Losch
Teori ini didasarkan pada permintaan (demand), sehingga dalam teori ini diasumsikan bahwa lokasi optimal dari suatu pabrik atau industri yaitu apabila dapat menguasai wilayah pemasaran yang luas, sehingga dapat dihasilkan pendapatan paling besar. Untuk membangun teori ini, Losch juga berasumsi bahwa pada suatu tempat yang topografinya datar atau homogen, jika disuplai oleh pusat (industri) volume penjualan akan membentuk kerucut. Semakin jauh dari pusat industri semakin berkurang volume penjualan barang karena harganya semakin tinggi, akibat dari naiknya ongkos transportasi. Berdasarkan teori ini, setiap tahun pabrik akan mencari lokasi yang dapat menguasai wilayah pasar seluas-luasnya. Di samping itu, teori ini tidak menghendaki wilayah pasarannya akan terjadi tumpang tindih dengan wilayah pemasaran milik pabrik lain yang menghasilkan barang yang sama, sebab dapat mengurangi pendapatannya. Karena itu, pendirian pabrik-pabrik dilakukan secara merata dan saling bersambungan sehingga berbentuk heksagonal.
                                                                          

c.Teori susut dan ongkos transport (theory of weight loss and transport cost)
Teori ini didasarkan pada hubungan antara faktor susut dalam proses pengangkutan dan ongkos transport yang harus dikeluarkan, yaitu dengan cara mengkaji kemungkinan penempatan industri di tempat yang paling menguntungkan secara ekonomi. Suatu lokasi dinyatakan menguntungkan apabila memiliki nilai susut dalam proses pengangkutan yang paling rendah dan biaya transport yang paling murah. 
Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa:

  1. Makin besar angka rasio susut akibat pengolahan maka makin besar kemungkinan untuk penempatan industri di daerah sumber bahan mentah (bahan baku), dengan catatan faktor yang lainnya sama.
  2. Makin besar perbedaan ongkos transport antara bahan mentah dan barang jadi maka makin besar kemungkinan untuk menempatkan industri di daerah pemasaran.


d. Model gravitasi dan interaksi (model of gravitation and interaction) dari Issac Newton dan Ullman
Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa tiap massa mempunyai gaya tarik (gravitasi) untuk berinteraksi di tiap titik yang ada di region yang saling melengkapi (regional complementarity), kemudian memiliki kesempatan berintervensi (intervening opportunity), dan kemudahan transfer atau pemindahan dalam ruang (spatial transfer ability). Teori interaksi ialah teori mengenai kekuatan hubungan-hubungan ekonomi (economic connection) antara dua tempat yang dikaitkan dengan jumlah penduduk dan jarak antara tempat-tempat tersebut. Makin besar jumlah penduduk pada kedua tempat maka akan makin besar interaksi ekonominya. Sebaliknya, makin jauh jarak kedua tempat maka interaksi yang terjadi semakin kecil. Untuk menggunakan teori ini perhatikan rumus berikut.
Keterangan:
I = gaya tarik menarik diantara kedua region.
d = jarak di antara kedua region.
P = jumlah penduduk masing-masing region.


e.Teori tempat yang sentral (theory of cental place) dari Walter Christaller

       Teori ini didasarkan pada konsep range (jangkauan) dan threshold (ambang). Range (jangkauan) adalah jarak tempuh yang diperlukan untuk mendapatkan barang yang dibutuhkan masyarakat, sedangkan threshold (ambang) adalah jumlah minimal anggota masyarakat yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan suplai barang.

Menurut teori ini, tempat yang sentral secara hierarki dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
  1. Tempat sentral yang berhierarki 3 (K = 3), merupakan pusat pelayanan berupa pasar yang senantiasa menyediakan barang-barang bagi daerah sekitarnya, atau disebut juga kasus pasar optimal.
  2. Tempat sentral yang berhierarki 4 (K = 4), merupakan situasi lalu lintas yang optimum. Artinya, daerah tersebut dan daerah sekitarnya yang terpengaruh tempat sentral itu senantiasa memberikan kemungkinan jalur lalu lintas yang paling efisien.
  3. Tempat sentral yang berhierarki 7 (K = 7), merupakan situasi administratif yang optimum. Artinya, tempat sentral ini mempengaruhi seluruh bagian wilayah-wilayah tetangganya.

Untuk menerapkan teori ini, diperlukan beberapa syarat di antaranya sebagai berikut:
  1. Topografi atau keadaan bentuk permukaan bumi dari suatu wilayah relatif seragam sehingga tidak ada bagian yang mendapat pengaruh lereng atau pengaruh alam lain dalam hubungannya dengan jalur angkutan.
  2. Kehidupan atau tingkat ekonomi penduduk relatif homogen dan tidak memungkinkan adanya produksi primer yang menghasilkan padi-padian, kayu, dan batubara.
Beberapa pengertian pembangunan berkelanjutan menurut para ahli adalah sebagai berikut :

  1. Pengertian pembangunan berkelanjutan dalam Stockholm United Nation Conference on Human Enviromental pada tahun 1972 atau dikenal sebagai Deklarasi Stockholm adalah sebagai berikut : segala sumber daya alam di bumi, termasuk udara, air, tanah, flora dan fauna terutama contoh yang mewakili bagian ekosistem alam, harus dijaga supaya aman untuk kepentingan generasi sekarang dan masa depan melalui perencanaan atau manajemen yang sesuai dan hati-hati.
  2. Menurut Brutland Report dalam sidang PBB tahun 1987, pembangunan berkelanjutan atau dalam bahasa Inggris sering disebut sustainable development merupakan proses pembangunan yang berprinsip untuk memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan kebutuhan generasi yang akan datang.
  3. Dalam World Commission On Enviromental Development (WCED) pada tahun 1987 dirumuskan bahwa pengertian pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang berusaha memenuhi kebutuhan hari ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya.
  4. Menurut Budiharjo dan Sudjarto pengertian pembangunan berkelanjutan adalah : kota yang dalam perkembangannya mampu memenuhi kebutuhan masyarakatnya masa kini, mampu berkompetisi dalam ekonomi global dengan mempertahankan keserasian lingkungan vitalitas sosial, budaya, politik, dan pertahanan keamanannya tanpa mengabaikan atau mengurangi kemampuan generasi mendatang dalam pemenuhan kebutuhan mereka.
  5. Dalam Konferensi Tingkat Tinggi mengenai Pembangunan Berkelanjutan di tahun 2002 disebutkan bahwa pembangunan berkelanjutan adalah kondisi dimana masyarakat dapat menentukan dirinya sendiri yang disiapkan dalam perdagangan bebas multilateral dengan syarat terciptanya tata pemerintahan yang baik (good goverment).
  6. Menurut Sudharta P. Hadi dalam bukunya yang berjudul "Opcit" tahun 2007 menyebutkan pengertian pembangunan berkelanjutan adalah konsep pembangunan yang menyelaraskan kepentingan pembangunan dengan pengelolaan lingkungan.

Oleh karena itu, pembangunan berkelanjutan berarti merupakan pembangunan yang dapat berlangsung secara terus menerus dan konsisten dengan menjaga kualitas hidup (well being) masyarakat dengan tidak merusak lingkungan dan mempertimbangkan cadangan sumber daya yang ada untuk kebutuhan masa depan. Dengan demikian, dalam upaya untuk menerapkan pembangunan berkelanjutan diperlukan adanya paradigma baru dalam perencanaan pembangunan kota dan wilayah yang berorientasi market driven (ekonomi), dimensi sosial, lingkungan dan budaya sebagai prinsip keadilan saat ini dan masa depan.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian Indonesia No.19/M/I/1986, industri dibedakan menjadi 4 jenis yaitu :

1. Industri Kimia Dasar
Industri Kimia Dasar merupakan industri yang memerlukan: modal yang besar, keahlian yang tinggi, dan menerapkan teknologi maju. Adapun industri yang termasuk kelompok IKD adalah sebagai berikut:
  • Industri kimia organik, misalnya: industri bahan serat dintetis dan industri bahan kimia tekstil.
  • Industri kimia anorganik, misalnya: industri semen, industri asam sulfat, dan industri kaca.
  • Industri agrokimia, misalnya: industri pupuk kimia dan industri pestisida.
  • Industri selulosa dan karet, misalnya: industri kertas, industri pulp, dan industri ban.

2. Industri Mesin Logam Dasar
Industri ini merupakan industri yang mengolah bahan mentah logam menjadi mesin-mesin berat atau rekayasa mesin dan perakitan. Adapun yang termasuk industri ini adalah sebagai berikut:
  • Industri mesin dan perakitan alat-alat pertanian, misalnya: mesin traktor, mesin hueler, dan mesin pompa.
  • Industri alat-alat berat/konstruksi, misalnya: mesin pemecah batu, buldozer, excavator, dan motor grader.
  • Industri mesin perkakas, misalnya: mesin bubut, mesin bor, mesin gergaji, dan mesin pres.
  • Industri elektronika, misalnya: radio, televisi, dan komputer.
  • Industri mesin listrik, misalnya: transformator tenaga dan generator.
  • Industri keretaapi, misalnya: lokomotif dan gerbong.
  • Industri kendaraan bermotor (otomotif), misalnya: mobil, motor, dan suku cadang kendaraan bermotor.
  • Industri pesawat, misalnya: pesawat terbang dan helikopter.
  • Industri logam dan produk dasar, misalnya: industri besi baja, industri alumunium, dan industri tembaga.
  • Industri perkapalan, misalnya: pembuatan kapal dan reparasi kapal.
  • Industri mesin dan peralatan pabrik, misalnya: mesin produksi, peralatan pabrik, the blower, dan kontruksi.

3. Aneka Industri
Industri ini merupakan industri yang tujuannya menghasilkan bermacam-macam barang kebutuhan hidup sehari-hari. Adapun yang termasuk industri ini adalah sebagai berikut:
  • Industri tekstil, misalnya: benang, kain, dan pakaian jadi.
  • Industri alat listrik dan logam, misalnya: kipas angin, lemari es, dan mesin jahit, televisi, dan radio.
  • Industri kimia, misalnya: sabun, pasta gigi, sampho, tinta, plastik, obatobatan, dan pipa.
  • Industri pangan, misalnya: minyak goreng, terigu, gula, teh, kopi, garam dan makanan kemasan.
  • Industri bahan bangunan dan umum, misalnya: kayu gergajian, kayu lapis, dan marmer.

4. Industri Kecil
 
Industri ini merupakan industri yang bergerak dengan jumlah pekerja sedikit, dan teknologi sederhana. Biasanya dinamakan industri rumah tangga, misalnya: industri kerajinan, industri alat-alat rumah tangga, dan perabotan dari tanah (gerabah).
Kegiatan industri yang dilakukan tidak boleh mengabaikan lingkungan. Kegiatan industri yang mengabaikan lingkungan akan menimbulkan pencemaran lingkungan. Beberapa contoh pencemaran yang banyak terjadi dalam kehidupan masyarakat industri antara lain sebagai berikut.
  • Pencemaran Tanah. Pencemaran tanah dapat terjadi sebagai akibat pembuangan limbah pabrik tanpa diolah terlebih dahulu. Akibat tindakan tersebut maka tanah akan teracuni dan kehilangan tingkat kesuburannya.
  • Pencemaran Air. Pencemaran air banyak terjadi di daerah-daerah sekitar kawasan industri. Sebagaimana Anda ketahui bahwa limbah cair yang berasal dari pabrik, seperti industri tekstil banyak sekali mengandung unsur-unsur logam berat, seperti mercuri dan timbal. Pencemaran air ini tentunya dapat mengganggu kestabilan lingkungan perairan sehingga makhluk hidup yang ada di sekitar sungai akan mati teracuni.
  • Pencemaran Udara. Pencemaran udara dapat terjadi karena asap yang berasal dari pabrik maupun kendaraan bermotor yang banyak mengandung gas karbonmonoksida, karbondioksida, nitrat, cianida, dan sulfat. Salah satu akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran udara adalah terjadinya hujan asam. Hujan asam adalah hujan yang memiliki derajat tingkat keasaman ( pH ) lebih kecil dari 5,6. Hujan asam mengakibatkan kerugian pada bangunan, ekosistem danau, hutan, serta tanaman pertanian. Hujan asam ini akan terjadi di mana saja, terutama pada daerah kawasan industri.

J. Industri yang Selaras dengan Lingkungan
Sektor industri dianggap sebagai salah satu penghasil polusi dan limbah terbesar. Sejak industri besar mulai berdiri, polusi meningkat pesat. Hasil dari proses produksi tidak hanya berupa barang jadi yang bisa dijual, tetapi limbah sisa produksi tersebut bisa merusak lingkungan. Berikut contoh sikap/perilaku pelaku industri yang memperhatikan keselarasan lingkungan
  • Penggunaan teknologi yang disarankan dalam pengembangan industri adalah teknologi yang memiliki tingkat pencemaran yang rendah, hemat air, hemat bahan baku, dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
  • Setiap industri harus dilengkapi dengan sistem pengolahan limbah yang tepat untuk mengantisipasi kerusakan yang ditimbulkan oleh proses produksi. Limbah harus dibuang ke tempat yang tepat dan diolah dengan cara yang tepat.
  • Pemilihan lokasi industri yang tepat juga akan berdampak bagi lingkungan. Kota-kota besar biasanya menjadi tempat yang penuh dengan pabrik-pabrik. Sentralisasi industri di satu tempat akan mendatangkan banyak kerugian sehingga pengalihan industri ke lokasi lain perlu dipertimbangkan. Industri sebaiknya didirikan di wilayah kosong untuk mengurangi polusi.
Namun dalam pelaksanaannya banyak pelaku industri yang tidak memperhatikan keselarasan dengan lingkungan. Berikut ini contoh sikap/perilaku pelaku industri yang tidak memperhatikan keselarasan lingkungan:
  • Biasanya pelaku industri langsung membuang limbah tanpa pengolahan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan karena alasan biaya yang tinggi dalam pengolahan limbah.
  • Pengambilan sumber daya alam yang tidak memperhitungkan kelestarian lingkungan. Misalnya dalam industri pengolahan kayu, pengambilan kayu yang dilakukan tanpa usaha meremajakannya akan menyebabkan kerusakan lingkungan.
  • Industri pertambangan merupakani industri yang paling sering membuat kerusakan lingkungan. Selain mengganggu daerah resapaan air, proses penambangan perusahaan itu menyumbang limbah bahan beracun dan berbahaya bagi lingkungan sekitarnya.
Pembangunan industri yang selaras dengan lingkungan perlu diterapkan dengan tujuan untuk menjaga kelestarian lingkungan. Beberapa alasan mengapa perlu dikembangkan industri yang selaras dengan lingkungan antara lain sebagai berikut.
  • Agar kegiatan industri yang dilaksanaikan dapat menopang pembangunan yang berkelanjutan bagi peningkatan kualitas hidup dari generasi ke generasi. Lingkungan tidak hanya dimanfaatkan oleh generasi yang ada pada saat ini saja, tetapi juga oleh generasi yang akan datang.
  • Pembangunan industri harus direncanakan dengan baik dan dipertimbangkan dampak lingkungan yang merugikan. Pembangunan harus mempertibangkan aspek-aspek lingkungan. Dalam melakukan pembangunan harus diikut sertakan usaha pelestariannya.



















BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Industri berasal dari industria yang diartikan sebagai kegiatan ekonomi bagian dari proses produksi, yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku atau bahan baku menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri
Menurut Robinson (1979) ada enam faktor yang berpengaruh dalam menentukan lokasi industri. Keenam factor tersebut sebagai berikut.
·         Bahan baku atau bahan mentah
·         Pasar
·         Biaya angkut
·         Tenaga kerja
·         Modal
·         Teknologi
sikap/perilaku pelaku industri yang memperhatikan keselarasan lingkungan
  • Penggunaan teknologi yang disarankan dalam pengembangan industri adalah teknologi yang memiliki tingkat pencemaran yang rendah, hemat air, hemat bahan baku, dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
  • Setiap industri harus dilengkapi dengan sistem pengolahan limbah yang tepat untuk mengantisipasi kerusakan yang ditimbulkan oleh proses produksi. Limbah harus dibuang ke tempat yang tepat dan diolah dengan cara yang tepat.
  • Pemilihan lokasi industri yang tepat juga akan berdampak bagi lingkungan. Kota-kota besar biasanya menjadi tempat yang penuh dengan pabrik-pabrik. Sentralisasi industri di satu tempat akan mendatangkan banyak kerugian sehingga pengalihan industri ke lokasi lain perlu dipertimbangkan. Industri sebaiknya didirikan di wilayah kosong untuk mengurangi polusi.

DAFTAR PUSTAKA
http://dokumen.tips/documents/pemilihan-lokasi-industri.html  diakses pada tanggal 11 Januari 2017
www.organisasi.org › Artikel › Ekonomi › ID › Ilmu Pengetahuan Sosial  diakses pada tanggal 11 Januari 2017